Info Terbaru 2022

Contoh Penelitian Perkembangan Masa Bayi Usia 0-2 Tahun Makalah Dan Hasil Penelitian Lengkap

Contoh Penelitian Perkembangan Masa Bayi Usia 0-2 Tahun Makalah Dan
Hasil Penelitian Lengkap
Contoh Penelitian Perkembangan Masa Bayi Usia 0-2 Tahun Makalah Dan
Hasil Penelitian Lengkap
PENELITIAN PERKEMBANGAN MASA BAYI USIA 0-2 TAHUN
MAKALAH DAN HASIL PENELITIAN

Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu: Farida xxxxxx



Disusun Oleh:
MUHAMMMAD XXXXXXXXXXXXXXX
 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TARBIYAH/PAI
201XX





1.      PENDAHULUAN
Pertumbuhan yang pesat selama  rentang kehidupan terjadi pada masa bayi dan pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat menyerupai pada periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan tinggi, selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya.
Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan sensorik dan bidang perkembangan fisik lain. Beberapa bayi mulai kehidupan dengan yang lebih kecil dan perkembangan yang kurang normal. Mungkin ini disebabkan lantaran belum dewasa atau kondisi fisiknya yang jelek tanggapan ibu kekurangan gizi, mengalami tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama periode prenatal. Akibatnya bayi itu cenderung tertinggal dari teman-teman sebayanya dalam tahun-tahun dimasa bayi. [1] Faktor-faktor yang menghipnotis perkembangan fisik yaitu factor keturunan dan asupan makanan yang bergizi.
Umumnya andal psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun pertama dari periode pascanatal. Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, lantaran kondisi fisik dan psikologis bayi merupakan fondasiyang kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. [2]
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang gres lahir dua minggu. Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, lantaran kondisi dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting. Lagi pula, pada periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang cepat sekali.
Bayi yang gres lahir dan sehat, dengan cepat akan berguru mengikuti keadaan dengan alam lingkungannya, dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas melaksanakan kegiatan yang harus diatihnya setiap waktu, semoga bayi atau anak bisa melaksanakan pembiasaan social (penyesuaian diri terhadap lingkungan social) dan bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya. Macam-macam perkembangan yang dialami oleh bayi yakni perkembangan fisik, emosi, social, bahasa, intelegensi, motorik dan lain-lain. Perkembangan itu dilalui oleh bayi sesuai dengan umurnya. Ada yang cepat perkembangannya dan ada yang lambat.


2.      DASAR TEORI

Ada beberapa faktor yang menghipnotis pertumbuhan anak usia 0 -2 tahun meurut teori ,yaitu :
Ø  PERKEMBANGAN FISIK

Pola Perkembangan Fisik selama masa bayi mencakup :
·         Berat
Pada usia empat bulan, berat bayi biasanya bertambah dua kali lipat. Pada usia satu tahun barat bayi rata-rata tiga kali lipat berat pada waktu lahir atau sekitar 21 pon. Pada usia dua tahun rata-rata berat bayi Amerika yaitu 25 pon.
·         Tinggi
Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia satu tahun, antara 28 dan 30 inci, dan usia dua tahun, antara 32 dan 34.
·         Otot dan lemak
Urat-otot sudah ada pada waktu lahir tetapi dalam bentuk yang belum berkembang. Urat-otot itu berkembang lambat selama masa bayi dan lemah. Seba;iknya, jaringan lemak berkembang pesat, sebagian lantaran tingginya kadar lemak didalam susu yang merupakan materi makanan pokok bagi bayi.
·         Bangun tubuh
Selama tahun kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai menunjukkan kecenderungan bangkit tubuh yang karaktesistik. Tiga bentuk bangkit tubuh yang paling lazim yaitu ektomorfik, yang cenderung panjang dan langsing, endomorfik, yang cenderung bundar dan gemuk, dan mesomorfik yang cenderung berat, keras, dan empat persegi panjang.
·         Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun da 16 pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul yaitu gigi depan, sedangkan yang terakhir yaitu geraham. Empat gigi susu yang terakhir biasanya gres muncul pada tahun pertama masa kanak-kanak.
·         Proporsi Fisik
Pertumbuhan kepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan pertumbuhan tubuh dan tungkai meningkat. Kaprikornus bayi berangsur–angsur menjadi kurang berat di atas dan tampak lebih ramping dan tidak gempal pada masa selesai bayi.
·         Tulang
Jumlah tulang meningkat selama masa bayi. Pengerasan tulang dimulai pada awal tahun pertama, tetapi belum selesai hingga masa puber. Ubun–ubun atau tempat otak yang lunak 50% bayi yang lahir telah tertutup pada usia delapan belas bulan, dan pada hampir semua bayi telah tertutup pada dua tahun.
·         Susunan Saraf
Pada waktu lahir, berat otok yaitu seperdelapan berat total bayi. Pertambahan berat otat paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan dan pengendalian tubuh, bertambah beratnya tiga kali lipat satu tahun setelah kelahiran. Ini berlaku juga untuk otak besar.
·         Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup. Terkoordinasi untuk memungkinkan mereka melihat sesuatu secara terang dan konkret dan sel-sel kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan mereka melihat warna. Pendengaran berkembang pesat selama waktu ini. Penciuman dan pengecapan yang berkembang baik pada waktu kelehiran, terus membaik selama masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit lantaran tekstur kulit mereka yang tipis dan lantaran semua organ perasa yang bekerjasama dengan peraba, tekanan, rasa, sakit dan suhu berkembang dengan baik.[3]

Ø  PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi sebagai perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya. Emosi diwakili oleh sikap yang mengekspresikan kenyamanan atau ketidak nyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami. Emosi juga bisa berbentuk sesuatu yang spesifik separti rasa senang, takut, marah, dan seterusnya. Sebagai contoh, seorang bayi bisa mengatakan ketakutan yang luar biasa atau yang biasa saja pada situasi tertentu.[4]
Bayi menangis lantaran ia merasa lapar, dan tangisan itu berkembang menjadi tangisan panik bila didiamkan terlalu lama. Pada masa bayi emosi terbagi menjadi dua :
1.  Emosi Primer, yang muncul pada insan dan juga binatang. Yang termasuk emosi primer ini yaitu terkejut, tertarik, senang, marah, sedih, takut, dan jijik. Semua emosi ini muncul pada usia 6 bulan pertama.
2.  Emosi yang disadari, yang memerlukan kognisi, terutama kesadaran diri. Yang termasuk jenis emosi ini yaitu empati, cemburu dan kebingungan yang muncul pada 1,5 tahun pertama (setelah timbulnya kesadaran diri), selain itu juga ada bangga, malu, rasa bersalah yang mulai muncul pada 2,5 tahun pertama.
Pada usia tiga bulan, bayi bisa mencicipi perasaan tertekan disatu pihak dan dan perasaan bahagia atau gembira dilain pihak. Berarti bahagia dan gembira merupakan perkembangan emosi gres yang sifatnya gres dan tidak terdapat ketika bayi lahir. Pada usia lima bulan muncul perasaan murka dan benci, yang merupakan sisi lain perkembangan perasaan tertentu yang terganggu. Usia tujuh bulan mulai nampak adanya perasaan takut. Kemudian umur 10-20 bulan, perasaan bersemangat dan kasih sayang mulai terpisah dari perasaan bahagia atau gembira.
Makin besar anak itu, makin besar pula kemampuannya untuk berguru dari lingkungan, sehingga perkembangan emosinya semakin rumit. Perkembangan perasaan melalui proses kematangan hanya terjadi hingga seorang anak berusia satu tahun. Setelah itu perkembangan emosi selanjutnya lebih banyak ditentukan oleh proses dan hasil belajar.
Ø  PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa mempunyai fungsi antara lain sebagai alat untuk menyatakan ekspresi, menghipnotis orang lain, dan sebagai alat untuk memberi nama sesuatu.[5] Perkembangan mental lainnya pada bayi ialah kemampuan memakai kata-kata permulaan; ada pengembangan bahasa. Ia mulai bersuara untuk mengingatkan kehadirannya pada orang dewasa dan ibunya. Mula-mula bayi meracau dengan memakai bunyi dan lafal tertentu sebagai alat komunikasi dengan orang dewasa. Ia berceloteh dan berkicau riang, jikalau hatinya merasa bahagia gembira. Celotehan ini akan bernada tinggi dan mengeras bunyinya, jikalau ia merasa tidak sabaran dan tidak senang. Lalu berganti jadi geram dan tangis. Oleh lantaran itu pada usia yang sangat muda, tangis bayi merupakn alat komunikasi dan alat pengekspresi kehidupan batiniahnya.[6]
Masa bayi dikatakan juga sebagai fase pra-bicara, dimana ada 4 tahap yang akan dilalui, yakni:
A.    Pra-mengoceh (berupa tangisan dan bunyi bahasa tertentu)
B.     Mengoceh (usia sekitar 6-12 bulan)
C.     Kalimat satu kata (usia sekitar 12-15 bulan)
D.    Kalimat dua kata.
Perkembangan kemampuan berbahasa sanggup juga dipergunakan sebagai salah satu tanda perkembangan kognitif. Kemampuan berbahasa untuk bayi usia 4 ahad ditandai oleh keluarnya suara-suara kecil yang berasal dari tenggorokan, dan bayi mulai tertarik pada bunyi bel. Sekitar usia 4 bulan, si bayi bisa tertawa, dan mengatakan vocal-vokal yang ramah, senang.[7] Pada usia 6 atau 7 bulan, belum dewasa mulai berbicara yakni contohnya dengan memakai kata-kata yang belum terang artinya.
Clara dan Wiliam Stern, ilmuan bangsa Jerman, membagi perkembangan bahasa bayi usia 1-2 tahun menjadi dua :
1. Kalimat satu kata (usia 1 hingga 1,5 tahun)
Sebagian kata-kata yang diucapkan anak belum sanggup disebut kata dalam arti yang sebenarnya. Anak memakai kata-kata itu untuk menyatakan perasaan dan keinginannya dengan satu kata. Pernyataan satu kata telah mempunyai arti sebagai satu kalimat. Contoh, anak berkata “ibu!” sambil ia menunjuk kearah kursi. Sebenarnya yang ingin dikatakannya ialah “mari duduk dikursi.” Diantara perkataan-perkataan yang diucapkan itu diikuti dengan gerakan-gerakan badannya.
2. Kalimat dua kata dam kalimat tiga kata (usia 1,5 hingga 2 tahun).
Masa ini disebut juga dengan masa memberi nama, lantaran pada masa ini anak sudah menyadari bahwa setiap benda mempunyai nama. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak berupa, ini apa? Itu apa? Siapa itu? Mengapa ia? Dan sebagainya. Pada masa ini terjadi tanda-tanda kesukaran berbicara. Hal ini disebabkan lantaran perkembangan pikiran dan perasaannya lebih cepat daripada perbendaharaan kata yang dikuasainya. Untuk melengkapi kekurangan ini, anak melengkapinya dengan gerakan-gerakan tangan, muka dan sebagainya. Gerakan-gerakan itu akan berkurang seiring kemajuan perkembangan bahasanya.[8]
Ø  PERKEMBANGAN SOSIAL
Sebagian psikolog beropini bahwa perkembangan social anak dimulai semenjak anak lahir didunia. Terbukti, seorang anak yang menangis yaitu dalam rangka mengadakan kekerabatan atau kontak dengan orang lain. Atau anak tampak mengadakan aktifitas meraban, tersenyum bila memperoleh rangsangan dan teguran dari luar.
Bayi merupakan makhluk social, yang membutuhkan adanya orang lain. Pada periode ini, ia tergantung sepenuhnya pada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhannya, terutama kasih sayang dan proteksi dari segala gangguan.
Ibu merupakan orang pertama yang dikenalnya, lantaran ibulah yang merawatnya dan selalu berada didekatnya. Hubungan dengan ibu ini sangat erat, sehingga bila ditinggal oleh sang ibu ia akan menangis. Sekitar usia 3 atau 4 bulan seorang anak sudah sanggup mengenal wajah ibunya. Setelah itu gres pada orang lain yang ikut merawatnya setiap hari, contohnya ayah, kakak, nenek dan anggota keluarga yang lain. Batas lingkup kekerabatan social ini terbatas para orang-orang seisi rumah dan pada unit keluarga saja. Terhadap orang-orang diluar rumah yang tidak dikenalnya, ia merasa asing, namun usang kelamaan setelah terbiasa bertemu ia tidak merasa takut atau asing lagi.
Jadi orang yang dikenal lebih dahulu oleh seorang bayi yaitu orang yang selalu akrab dengannya, yang sering ia jumpai setiap saat, gres orang-orang lain yang berada diluar rumah.[9]
Perilaku social-pribadi untuk bayi usia 4 ahad hingga dengan 12 bulan, diawali dengan mulai memerhatikan wajah. Kemudian bermain-main dengan tangan dan bajunya, bisa mengenali botol, serta mulai memasukkan makanan ke mulut. Tahap berikutnya yaitu mulai bermain dengan kaki dan mainan, mengharapkan suasana ketika sedang makan. Selanjutnya diikuti oleh kemampuan untuk bermain permainan belum dewasa yang sederhana, serta bisa makan biscuit sendiri. Pada usia sekitar 12 bulan, bayi akan mulai tampak kemauan untuk dipakaikan baju, bisa membuatkan mainan, serta bisa makan dengan jari-jari tangan.
Perilaku social pribadi yang ditunjukkan oleh anak yang berusia 18 bulan yaitu kemampuan untuk makan dengan memakai sendok, meskipun masih terdapat remah-remah makanan yang terjatuh. Selain itu impian untuk buang air besar ataupun kecil sudah mulai teratur. Kemampuan mengatur impian buang air ini akan akan diikuti oleh kemampuan untuk menyatakan impian buang air serta kemampuan untuk bermain dengan boneka ketika anak berusia 2 tahun.[10]
Ø  PERKEMBANGAN MOTORIK
Yang dimaksud dengan motorik yaitu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Ada 3 unsur yang memegang peranan dalam motorik, yaitu otot, otak dan saraf. Gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kolaborasi antara otot, otak dan saraf-saraf kita namakan motorik. Mula-mula bayi sanggup menguasai otot-otot bibir, lidah, mata dan sebagainya, kemudian ia menguasai otot-otot leher dan bahunya. Anak yang berusia 3 bulan sudah sanggup menggerak-gerakkan kepalanya mencari-cari sumber bunyi, mengikuti benda dengan matanya. Pada dikala inilah ada artinya anak diberi alat mainan, contohnya balon berwarna yang digantungkan diatas ayunannya.[11]
Untuk lebih jelasnya, akan dipaparkan tahapan-tahapan motorik dalam periode ini, yaitu sebagai berikut :
§  Usia 2,5 bulan, sanggup mengangkat kepalanya 45 derajat sambil berbaring tengkurap.
§  Usia 3,2 bulan, sanggup duduk dengan proteksi orang lain, kepala sanggup tegak/diam.
§  Usia 4,8 bulan, bila dalam posisi telungkup, sudah sanggup mengangkat perut, dada dan kepala atas.
§  Usia 10,2 bulan, sudah sanggup duduk tanpa proteksi orang lain.
§  Usia 12,2 bulan, sanggup berdiri dengan berpegangan.
Sedangkan tahapan dalam berguru berjalan, yang dimulai berguru duduk, merangkak, gres kemudian berjalan, sanggup dilihat dalam uraian berikut:
v  Usia 1 bulan, bayi hanya bisa mengenal gerak. Setelah umurnya bertambah ia mulai berlatih menggerak-gerakkan tubuhnya.
v  Usia 2 bulan, ia menggerakkan dan memutar kepalanya dengan susah payah.
v  Usia 3 bulan, ia berguru membalikkan badannya, tetapi setelah tertelungkup, seluruh tubuh dan mukanya terbenam diatas pembaringannya.
v  Usia 4 bulan, pada waktu tertelungkup, mencoba mendongakkan kepalanya sedikit walaupun dalam waktu yang singkat sekali.
v  Usia 5 bulan, setelah bisa menegakkan kepalanya, mencoba mengangkat dadanya dengan menopangkan kedua kaki dan tangannya.
v  Usia 6 bulan, sudah ada keinginannya untuk merangkak bila sedang menelungkup, dan diletakkan sebuah mainan didepannya, ia akan menggerak-gerakan kaki dan tangannya seperti berenang, tetapi risikonya belum tercapai lantaran otot-ototnya belum kuat, dengan sedikit proteksi dengan mengangkat badannya barulah ia sanggup bergerak maju sedikit.
v  Usia 7 bulan, sudah sanggup duduk sendiri dan berbaring berbalik-balik.
v  Usia 8 bulan, dibantu berguru berdiri.
v  Usia 9 bulan, sanggup berdiri sendiri sambil berpegang pada sisi-sisi meja dan kursi.
v  Usia 10 bulan, jikalau otot-ototnya sudah cukup kuat, serta sarafnya cukup matang, mulai berlatih merangkak.
v  Usia 11 bulan, berguru merambat dengan berpegangan pada perabot rumah tangga.
v  Usia 12 bulan, mencoba berdiri sendiri, selanjutnya berjalan sendiri.
Untuk kecakapan memegang atau meraih benda dalam rangka mengkoordinasikan jari-jari tangannya, sehingga sanggup memegang dengan sempurna, melalui tahap-tahapan sebagai berikut :
ü  Usia 1 bulan, akan memandang benda yang ada dihadapannya, tapi masih belum bisa untuk memegang.
ü  Usia 2,5 bulan, akan memukul benda itu.
ü  Usia 4 bulan, sudah mencoba untuk menyentuhnya.
ü  Usia 5 bulan, sudah sanggup menyentuh, mencoba memegang tapi belum sanggup menggenggamnya dengan baik.
ü  Usia 7 bulan, telapak tangan ikut memegang peranan.
ü  Usia 9 bulan, jari telunjuk mulai memegang peranan.
ü  Usia 13 bulan, sudah ada koordinasi antara ibu jari dan jari telunjuk, dan jari-jari yang lain sudah sanggup digunakan secara efektif. Dengan kata lain si bayi sudah sanggup memegang dengan baik.
Perlu diketahui bahwa batasan-batasan umur dalam uraian ini bersifat relative, lantaran setiap anak mempunyai irama perkembangan sendiri-sendiri.[12]
Pada usia sekitar 17 bulan, anak sudah sanggup berjalan dengan banyak sekali variasi, contohnya berjalan mundur, dan berjalan diatas tumit pada sekitar 30 bulan. Sekitar usia 18 atau 20 bulan, anak sanggup memanjat tangga dengan proteksi orang lain. Biasanya yang menjadi target untuk melaksanakan kegiatan memanjat ini yaitu benda-benda perabot rumah tangga, menyerupai kursi, meja, almari, pagar, dan lain sebagainya, sehingga menciptakan pusing orang yang mengawasinya. Pada usia 18 bulan, anak juga sudah mencoba untuk berlari, meskipun gaya berlarinya masih menyerupai gaya berjalan.[13]
Ø  PERKEMBANGAN KOGNITIF
Pada usia 1 – 2 tahun, anak mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar. Pada usia ini, anak mengembangkan rasa keingintahuannya melalui beberapa hal berikut ini :
Belajar melalui pengamatan/ mengamati.
Mulai usia 13 bulan, anak sudah mulai mengamati hal-hal di sekitarnya. Banyak “keajaiban” di sekitarnya mendorong rasa ingin tahu anak. Anak kemudian melaksanakan hal-hal yang sering dianggap bermain, padahal anak sedang mencari tahu apa yang akan terjadi kemudian setelah anak melaksanakan suatu hal sebagai pemuas rasa ingin tahunya. Pada usia 19 bulan, anak sudah sanggup mengamati lingkungannya lebih detail dan menyadari hal-hal yang tidak semestinya terjadi menurut pengalamannya.
A.    Meniru orang tua.
Anak berguru dari lingkungan sekitarnya. Sekitar usia 17 bulan, anak sudah mulai mengembangkan kemampuan mengamati menjadi meniru. Hal yang ditirunya yaitu hal-hal yang umumnya dilakukan orang tua. Pada usia 19 bulan, anak sudah banyak sanggup memalsukan sikap orangtua.
B.     Belajar konsentrasi.
Pada usia 14 bulan, anak sudah mengarahkan daya pikirnya terhadap suatu benda. Hal ini sanggup dilihat pada ketekunan anak dengan satu mainan atau satu situasi. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi tergantung pada keadaan atau daya tarik banyak sekali hal yang ada di sekelilingnya. Kemampuan anak untuk berkonsentrasi pada usia ini yaitu sekitar 10 menit.
C.     Mengenal anggota badan.
D.    Pada usia sekitar 15 bulan,
 anak sudah sanggup diajarkan untuk mengucapkan kata-kata. Anak-anak akan merasa sangat bahagia jikalau orangtua mengajarkan kata-kata yang bernamakan anggota tubuhnya sambil mengatakan anggota tubuhnya.
E.     Memahami bentuk, kedalaman, ruang dan waktu.
Pada tahun kedua, anak sudah mempunyai kemampuan untuk memahami banyak sekali hal. Melalui pengamatannya, anak menemukan adanya bentuk, tinggi atau rendah benda (kedalaman) dan membedakan kesempatan menurut tempat (ruang ) dan waktu. Pemahaman ini mulai tampak pada usia 18 – 24 bulan.
F.      Mulai bisa berimajinasi.
Kemampuan berimajinasi atau membentuk gambaran absurd berkembang mulai usia 18 bulan. Anak sudah mulai menampakkan kemampuan untuk memikirkan benda yang tidak dilihatnya.
G.    Mampu berpikir antisipatif.
H.    Kemampuan ini mulai tampak pada anak usia 21 – 23 bulan. Anak tidak sekedar mengimajinasikan benda yang tidak ada di hadapannya, lebih jauh lagi ia mulai sanggup mengantisipasi dampak yang akan terjadi pada hal yang dilakukannya.
I.       Memahami kalimat yang terdiri dari beberapa kata.
J.       Pada usia 12 – 17 bulan, anak sudah sanggup memahami kalimat yang terdiri atas rangkaian beberapa kata. Selain itu, anak juga sudah sanggup mengembangkan komunikasi dengan memakai gerakan tubuh, tangisan dan mimik wajah. Pada usia 13 bulan, anak sudah mulai sanggup mengucapkan kata-kata sederhana menyerupai “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah sanggup mengucapkan kata ganti diri dan merangkainya dengan beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan-pesan seperti: “ Adik mau susu.”
K.    Cepat menangkap kata-kata baru.
L.     Pada usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan yang pesat dalam mengucapkan kata-kata. Perbendaharaan kata belum dewasa pada usia ini mencapai 50 kata. Selain itu, anak sudah mulai sadar bahwa setiap benda mempunyai nama sehingga hal ini mendorongnya untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan berguru kata-kata gres lebih cepat.

IDENTITAS  ANAK




USIA : 6  BULAN
A.    Identitas Bayi
Nama                : XXXXXXXXXXXXXXXXX
TTL                   : XXXXXXXXXXXXXXX
Nama Ayah       : IXXXXXXXXXXXXXX
TTL Ayah         : XXXXXXXXXXXXXXXXXX
Alamat              : XXXXXXXXXXXXXXX
Pekerjaan          : XXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Nama Ibu          : XXXXXXXXXXXXX
TTL Ibu            : PXXXXXXXXX
Alamat              : XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Pekerjaan          : XXXXXXXXXXXXXXXX

METODE PENELITIAN DAN HASIL OBSERVASI
A.    PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
 Dalam penelitian acara anak usia 0-2 tahun, saya memakai  pendekatan kualitatif yang lebih menekankan pada analisis pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika kekerabatan antara bayi pria dan wanita pada usia 0-2 tahun yang diamati. Dalam hal ini saya meneliti bayi perempuan.

 B. KEHADIRAN PENELITI
Peneliti dalam melaksanakan penelitian dengan berkunjung eksklusif kerumah subjek yang diteliti atau mengamati anak ketika melaksanakan acara di luar rumah yang di dampingi oleh orang tua. Jadi, peneliti menanyakan eksklusif ihwal kegiatan anak kepada orang tua. Penelitian di lakukan pada tanggal Sabtu 31 Mei 2014.

C. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian anak usia 0-2 tahun, lebih tepatnya usia 6 bulanan, pada wanita berada di Ds. Gerit, Rt 05 Rw 02 Krajan ,Kec Cluwak, Pati

D. SUMBER DATA PENELITIAN
Dalam penelitian acara anak usia 0-2 tahun, peneliti memakai data primer, dengan metode sebagai berikut:

1. Metode Pengamatan (Observasi)
Metode pengumpulan data dengan cara melaksanakan pengamatan secara eksklusif terhadap subjek yang diteliti.

2. Metode Wawancara (Interview)
Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara mengajukan pertanyaan eksklusif kepada pihak yang bersangkutan (orangtua) untuk mencari keterangan yang ada hubungannya dengan subjek yang diteliti.

3. Metode Kepustakaan
Pengumpulan data dengan cara membaca buku dan browsing internet yang bekerjasama dengan subjek yang diteliti.
            Dari hasil obsevasi yang saya lakukan, terhadap anak usia 6 bulan yang saya teliti pada anak tetanggga saya yang ada dirumah, hampir semua yang tertera dan tertulis diteori yang dipaparkan oleh para andal ahli psikologi terbukti kebenarannya. Mulai dari pertumbuhan fisik yang mencakup pertumbuhan berat badan, tinggi, otot dan lemak, bangkit tubuh,pertumbuhan gigi, tulang dan lainnya tumbuh dengan sempurna, Tutur mbak Putri Mahardhika Puspita , alhamdulillah anak saya lahir tanpa oprasi , lahir menyerupai anak anak normal pada umumnya. Ini yaitu anak pertama dan perdana saya , saya belum berpengalaman mengurus bayi. Bayi ini tapi masih diberi komplemen susu formula , kata ibunya sih gak papa
Bayi yang saya teliti ini sudah ada keinginannya untuk merangkak bila sedang menelungkup, dan diletakkan sebuah mainan didepannya, ia akan menggerak-gerakan kaki dan tangannya seperti berenang, tetapi risikonya belum tercapai lantaran otot-ototnya belum kuat, dengan sedikit proteksi dengan mengangkat badannya barulah ia sanggup bergerak maju sedikit. Kaprikornus sama menyerupai yang di utarakan pada teori.
Bila si dalam posisi telungkup, ia sudah sanggup mengangkat perut, dada dan kepala atas. Diusia ini bayi sudah bisa ngoceh jikalau ada orang disampingnya yang memnemani nya, kata ibunya.  Dan jikalau bayi ini tidur dan waktu bangkit selalu menangis. Mungkin ini normal ya semua bayi juga begitu.
Kedekatan si anak  dengan orang tuanya sangat dekat, terutama bapaknya. Karenanya bapaknya beranggapan bahwa jikalau pakaian anak dari kecil di basuh orang tuanya (bapak) maka si anak ini akan semakin akrab dengan bapaknya. Maklum katanya anak pertama.  Demikian tadi penuturan si bapak kepada peneliti.
 pada perkembangan bayi 6 bulan, bayi sangat berguru dari sekelilingnya dengan memakai inderanya dengan baik. Mereka akan mengekplorasi dengan baik keadaan sekelilingnya yang masih merupakan hal yang gres bagi bayi. Dalam hal ini orang renta sudah memfasilitasi dengan baik perkembangan buah hatinya dengan menyediakan mainan bayi yang sesuai dengan perkembangan bayi 6 bulan ini. Inilah yang saya tangkap dari bayi yang saya teliti pada usia 6 bulan tersebut.
Saya  merasa bahagia dengan kehadiran sibayi yang lucu dan imut ini.

REFLEKSI DAN KESIMPULAN  

            Jadi sanggup saya simpulkan dari penelitian yang saya lakukan dan dengan diubahsuaikan dengan teori yang ada antara teori dan kenyataannya dilapangan sama ,karena bayi yang saya teliti alhamdulillah normal semua , dan tidak ada cacat apapun dari si bayi. Saya juga menanyakan kepada si orang renta bahwa pola hidup dan makannya juga baik , lantaran ayahnya juga bukan seorang perokok, ibunya juga seperti  ibu ibu yang lainnya. Kaprikornus anak yang dihasilkan dari kedua orang tuanya tumbuh dan berkembang dengan normal.
Beberapa faktor yang menghipnotis pertumbuhan anak usia 0 -2 , dalam hal ini yang saya teliti pada anak usia 6 tahun
·         Perkembangan fisik yang meliputi  Berat , Tinggi , Tinggi, Otot dan lemak , Bangun tubuh , Gigi, Proporsi Fisik , Tulang, Susunan Saraf.
·         Perkembangan emosi, Emosi sebagai perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya
·         Perkembangan bahasa ,Bahasa mempunyai fungsi antara lain sebagai alat untuk menyatakan ekspresi, menghipnotis orang lain, dan sebagai alat untuk memberi nama sesuatu.
·         Perkembangan sosial, Sebagian psikolog beropini bahwa perkembangan social anak dimulai semenjak anak lahir didunia. Terbukti, seorang anak yang menangis yaitu dalam rangka mengadakan kekerabatan atau kontak dengan orang lain.
·         Perkembangan motorik, yaitu segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh.
·         Perkembangan kognitif, Pada usia 1 – 2 tahun, anak mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar. Pada usia ini,


DAFTAR PUSTAKA



[1] Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta : Erlangga. Hal : 79.
[2] Samsunuwiyati mar’at . Psikologi Perkembangan . Bnadung : PT. Remaja Rosdakarya.Hlm: 91
[3] Ibid. Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan ( Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta : Erlangga. Hal : 80
[4] John W. Santrock. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. 2007. Hal :6.
[5] Drs Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya. 1992. Hal :34.
[6] Dr. Kartini Kartono. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju. 1995. Hal :103-104
[7] Wiwien Dinar Pratisti. Psikologi Anak Usia Dini. Bogor : Macanan Jaya Cemerlang. 2008. Hal:71
[8] Dr. H. Imam Bawani, M.A. Perkembangan Jiwa Anak Usia Balita. Surabaya : Bina Ilmu Offset. 1997. Hal: 52-53.
[9] Ibid. Hal:42
[10] Wiwien Dinar Pratisti. Op. Cit,. Hal:
[11] Drs. Zulkifli L. Op. Cit., Hal: 25.
[12] Dr. H. Imam Bawani, M.A. Op. Cit., Hal:47-49
[13] Dr. H. Imam Bawani, MA. Op. Cit., Hal 70-71
Advertisement

Iklan Sidebar

Adsense 728x90