Info Terbaru 2022

Makalah Teknologi Pembelajaran Pai '' Analisis Implikasi Pengajaran Bahasa Arab Dan Inggris Terhadap Hasil Berguru Bidang Studi Yang Terkait Di Ma Nu Nurul Ulum Jekulo Kudus ''

Makalah Teknologi Pembelajaran Pai '' Analisis Implikasi Pengajaran
Bahasa Arab Dan Inggris Terhadap Hasil Berguru Bidang Studi Yang
Terkait Di Ma Nu Nurul Ulum Jekulo Kudus ''
Makalah Teknologi Pembelajaran Pai '' Analisis Implikasi Pengajaran
Bahasa Arab Dan Inggris Terhadap Hasil Berguru Bidang Studi Yang
Terkait Di Ma Nu Nurul Ulum Jekulo Kudus ''
ANALISIS IMPLIKASI PENGAJARAN BAHASA ARAB DAN INGGRIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIDANG STUDI YANG TERKAIT
DI MA NU NURUL ULUM JEKULO KUDUS

Disusun guna Memenuhi Tugas Akhir Semester v
 Dosen Pengampu : .....................................


Disusun Oleh  :
1..........................................
2..........................................
3..........................................
4...........................................

 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS JURUSAN TARBIYAH / PAI
TAHUN 2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
            Setiap insan dilahirkan oleh Allah SWT untuk memenuhi kebutuhannya selama berada di dunia, selain itu pula mereka tidak sanggup hidup sendiri, tapi masih bergantung dengan yang lainnya. Dalam al-Qur’an disebutkan :
فلينظرالاء نسان مم خلق . خلق من ماء دافق . يخرج من بين الصلب والترائب.
Artinya :  “Maka hendaklah insan memperhatikan dari apakah ia di ciptakan ?. Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi pria dan tulang dada perempuan. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya. (hidup sesudah  mati)”. (Q.S. Ath-Thariq, ayat 5 – 8 ) [1]
      Tetapi insan mempunyai potensi dalam dirinya yang tidak diberikan orang tuanya tetapi oleh Sang Pencipta untuk diaktualisasikan, dikembangkan, diasah terus dengan cara belajar. Misalnya potensi sosialitas, kata M. J. Langeveld sebagaimana dikutip oleh Umar Tirtarahardja:
“Bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul“. Artinya, setiap orang sanggup saling berkomunikasi yang pada hakekatnya terkandung unsur saling memberi dan mendapatkan yang menjadi kunci sukses dalam pergaulan. Kelak kalau sudah remaja akan menjelma kesadaran akan hak yang harus diterima dan kewajiban yang harus dilaksanakan.[2]
Inti proses pendidikan secara formal yaitu mengajar. Sedangkan inti proses pengajaran yaitu siswa belajar. Oleh lantaran itu mengajar tidak sanggup dipisahkan dari belajar. Dapat diketahui bahwa belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu insiden dan tindakan sehari-hari. Dari segi proses, berguru dan perkembangan merupakan proses internal siswa. Pada berguru dan perkembangan, siswa sendirilah yang mengalami, melakukan, dan menghayati. Sedangkan pendidikan yaitu proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri.[3] Siswa yaitu penentu terjadi atau tidak proses belajar, yang terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar, berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan manusia.
                  Hampir semua jago setuju terhadap proposisi yang menyampaikan bahwa elemen yang sangat penting dalam pendidikan yaitu proses berguru mengajar, yang diharapkan akan terjadi banyak sekali transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun masalah berguru mengajar itu sudah ada semenjak insan lahir di dunia ini, tetapi selalu saja menarik untuk dipersoalkan.  Proses berguru mengajar itu berkembang terus. Namun bagaimanapun pesat sarana pengajaran, para guru diharapkan juga. Karena apapun yang terjadi dalam masalah pengajaran, kembalinya kepada para pengajar juga. Belajar merupakan suatu perjuangan untuk memperoleh kepandaian dengan melatih diri melalui bimbingan seorang guru atau pengajar. Bisa juga dikatakan bahwa berguru adalah  suatu tindakan untuk mengubah diri dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak sanggup menjadi dapat. Sedangkan mengajar yaitu suatu perjuangan atau tindakan yang menimbulkan orang alain menjadi kenal, tahu, dan paham serta sanggup melaksanakan sesuatu yang sebelumnya tidak dikenal atau diketahui.[4]
                  Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan dan menjadi sentra pengajaran untuk menyiapkan insan Indonesia sebagai individu, warga masyarakat, dan dunia di masa depan. Dengan demikian pendidikan di sekolah akan menjamah aspek pembudayaan, penguasaan pengetahuan dan pemilihan ketrampilan akseptor didik. Sekolah harus bisa melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal, yaitu menyebarkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat insan Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, yang diupayakan pencapaiannya melalui pembangunan nasional. Di mana dalam pendidikan yaitu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas insan Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, serta memungkinkan para warganya menyebarkan diri baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.[5]
                  Proses berguru di sekolah akan memberi peranan dan tanggung jawab yang selaras dan seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatan berguru mengajar, yang akan mengarahkan siswa untuk berperan di dalam kegiatan berguru mengajar akan bermanfaat bukan hanya dalam pencapaian siswa di sekolah, tetapi juga bermanfaat untuk membentuk dan memperluas kebiasaan berguru terus-menerus seumur hidup, ibarat kata Jakob Sumardjo kelahiran Klaten, sebagaimana dikutip oleh Andreas Harefa, mengingatkan dengan pepatahnya bahwa “Tidak berguru satu hari berarti mundur satu hari”.[6] Ini terperinci bahwa betapa ruginya orang yang menyia-nyiakan waktunya untuk tidak belajar.
                  Di sekolah-sekolah terutama sekolah Islam akan dijumpai kegiatan bahasa, terutama bahasa Arab dan bahasa Inggris, yang salah satu tujuan umumnya yaitu mempersiapkan pembelajar untuk melaksanakan interaksi yang bermakna, yaitu dengan cara menciptakan mereka (siswa) bisa memakai dan memahami bentuk-bentuk ujaran alamiah ibarat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada satupun yang ada di ruang kelas sanggup berbicara bahasa secara fasih, kecuali guru. Tentunya tujuan umum yang ada yaitu bahwa kelas-kelas bahasa harus bisa menawarkan kesempatan kepada siswa untuk berguru dan berlatih. Dr. Robert D. Hess sebagaimana dikutip oleh Abu Ahmadi, mengatakan, salah satu cara utama untuk mendidik anak berguru lebih baik yaitu dengan penggunaan bahasa. Cara bagaimana berbicara kepada bawah umur (terutama usia pra sekolah) dan susunan kalimat yang diucapkan mempunyai pengaruh  besar terhadap perkembangan kecerdasannya.[7]
                  Dalam sebuah kelas pembelajar berperan aktif dan bertanggung jawab dalam pembelajaran. Guru dan pembelajar bekerja sama dalam suatu kemitraan (partnership). Belajar antara guru dan pembelajar cenderung akan menghasilkan pengalaman berguru yang akan mengakomodasi kebutuhan, minat, dan kemampuan. Guru dan siswa bekerja sama dalam suatu arah dan rasa percaya yang timbul dari pemahaman terhadap aktifitas belajar.
                  Mempelajari bahasa Asing itu memang sulit, tetapi kalau  bersungguh-sungguh dan ditunjang dengan sarana dan prasarana mungkin akan terasa mudah. Seperti pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris di MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus, yang sudah ditunjang dengan laboratorium bahasa, masih juga  ada siswa yang hasil berguru bahasa maupun bidang studi yang lain rendah, terutama untuk bahasa Arab maupun bahasa Inggris.
                  Berangkat dari problem tersebut penulis akan mengkaji seberapa jauhkah akhir pengajaran bahasa Arab jikalau dibandingkan dengan bahasa Inggris terhadap hasil belajar  bidang studi yang terkait di  MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus .

B.     Penegasan Istilah dan Penjelasan Judul
1.      Penegasan Istilah
                        a.       Implikasi yaitu dampak (akibat) pribadi atau konsekuensi dari suatu keputusan. [8]
                        b.       Pengajaran yaitu proses,  perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswa.[9]
                        c.       Hasil berguru yaitu sesuatu yang dijadikan patokan setelah melaksanakan perjuangan atau kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.[10]
                        d.      Bidang studi yang terkait yaitu pengelompokan sejumlah mata pelajaran yang sejenis atau mempunyai ciri-ciri yang sama (mata pelajaran yang telah berkorelasi satu sama lain),[11] dalam hal ini mata pelajaran tersebut yaitu Fiqih dan Qur’an Hadits (mata pelajaran bahasa Arab), Ekonomi dan Fisika (mata pelajaran bahasa Inggris).
                        e.       MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus yaitu lokasi atau daerah penelitian.
2.      Penjelasan Judul
Atas dasar klarifikasi istilah tersebut, maka implikasi pengajaran bahasa Arab dan Inggris terhadap hasil berguru bidang studi yang terkait di MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus, sanggup diartikan sebagai dampak dari transformasi ilmu (bahasa Arab dan Inggris) yang dilakukan guru kepada siswa di kelas dengan memakai metode yang sesuai yaitu; ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Kemudian akan diukur kemampuan siswa setelah melalui kegiatan belajar, yang merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku. Hasil  pengajaran bahasa Arab dan Inggris akan besar lengan berkuasa dengan pelajaran yang terkait. Kaprikornus bisa dikatakan bahasa Arab dan Inggris sebagai prasyarat dan bidang studi yang terkait sebagai kosyarat. Penelitian ini dilaksanakan pada Madrasah Aliyah NU NURUL ULUM Kudus yang terletak di Bareng Jekulo Kudus.
C.    Rumusan Masalah
                  Setelah diketahui latar belakang permasalahan yang penulis angkat, maka sanggup penulis rumuskan beberapa masalah yang akan diangkat yaitu :
1.      Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab dan Inggris di MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus  ?
2.      Prestasi berguru bidang-bidang studi yang terkait dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris di MA NURUL NURUL ULUM Jekulo Kudus  ?
3.      Apakah prestasi bidang studi itu dipengaruhi oleh hasil berguru bahasa Arab dan Inggris di MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus ?
D.    Tujuan Penelitian
                  Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis :
1.      Untuk mengetahui proses pembelajaran bahasa Arab dan Inggris di  MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus.
2.      Untuk mengetahui prestasi berguru bidang-bidang studi yang terkait dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris di MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus.
3.      Untuk mengetahui prestasi bidang studi terkait yang dipengaruhi oleh hasil berguru bahasa Arab dan Inggris di MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus.
E.     Hipotesis
                  Selanjutnya akan dicoba untuk melaksanakan hipotesis. Akan tetapi,  terlebih dahulu akan dijelaskan perihal pengertian hipotesis itu sendiri. Hipotesis yaitu suatu bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih.[12]
                  Dari pengertian tersebut, hipotesis bisa juga dikatakan sebagai sebuah perkiraan atau dugaan sementara yang harus diuji lebih lanjut. Dalam hal ini diasumsikan bahwa prestasi berguru dari pengajaran bahasa arab dan Inggris itu besar lengan berkuasa terhadap hasil berguru bidang studi yang terkait, dan tidak ada perbedaan tingkat pengajaran antara bahasa Arab dan bahasa Inggris.



F.     Metodologi Penelitian
Metode Pendekatan
1.      Pendekatan yang digunakan
Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numeral (angka) yang diolah dengan metode statistika.[13]
2.      Variabel
Variabel yaitu sesuatu yang mempunyai variasi nilai-nilai.[14] Dalam hal ini variabel  yang digunakan  yaitu sebagai berikut :
3.      Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel ini terdiri atas pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris. Bidang  studi yang terkait dengan bahasa Arab yaitu Fiqh dan Qur’an Hadits. Sedangkan yang terkait dengan bahasa Inggris yaitu Fisika dan Ekonomi. Adapun aspek yang akan diteliti yaitu :
a.       Kurikulum bidang studi yang terkait dengan bahasa Arab dan Inggris
b.      Metode yang dipakai guru di kelas
c.       Sarana dan prasarana penunjang proses pengajaran bahasa tersebut
d.      Respon siswa di dalam kelas (dalam proses berguru mengajar)
4.      Variabel Dependen (variabel terikat)
Dalam variabel ini akan ditekankan pada rekaman prestasi dengan bidang studi ang terkait yaitu Fiqh dan Qur’an Hadis terkait dengan bahasa Arab. Fisika dan Ekonomi terkait dengan bahasa Inggris.
Metode Pengumpulan Data
1.   Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode pencatatan sejumlah data-data yang bersifat ekspresi yang terdapat dalam surat-surat, catatan, jurnal, kenang-kenangan (memoris), laporan lain sebagainya.[15] Adapun bahan-bahan yang akan digali berasal dari :
a)      Kurikulum yang ada di sekolah tersebut, khususnya kurikulum bidang studi yang terkait dengan bahasa Arab dan Inggris.
b)      Data satuan pelajaran (satpel), transkrip nilai dan guru serta data-data lain yang berafiliasi dengan siswa di dalam kelas.
2.   Metode Interview
Metode interview yaitu metode pengumpulan data dimana pihak pengumpul data aktif mendatangi responden untuk memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan.[16] Pada metode ini pembahasannya yaitu pemahaman siswa perihal materi pelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris serta respon siswa perihal sistem pengajaran yang diterapkan oleh guru di dalam kelas.
3.   Metode Observasi
Observasi yaitu studi yang disengaja dan sistematis perihal fenomena sosial dan gejala-gejala psikhis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.[17] Dalam metode ini objeknya yaitu keadaan siswa pada ketika berlangsungnya proses berguru mengajar, penyampaian guru pelajaran tersebut di dalam kelas serta sarana dan prasarana pendukungnya.
Metode Pengolahan dan Analisis
1.   Metode Pengolahan Data
Inferensial
Dalam tahapan ini pengolahan data dilakukan dengan memakai rumus-rumus statistik yang berkaitan dengan masalah yang diangkat itu sendiri. Adapun perangkat yang dipakai yaitu sebagai berikut :
1)  Populasi
Populasi yaitu semua individu yang akan dijadikan objek penelitian, kemudian digeneralisasikan.[18] Populasi dalam penelitian ini mencakup siswa kelas I, II, dan III MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus. Kelas I terdiri dari 6 kelas, kelas II ada 6 kelas, dan kelas III ada 6 kelas. Tiap kelas untuk kelas I ada 50 siswa, kelas II kurang lebih ada 50 siswa, sedang kelas III kurang lebih 50 siswa. Kaprikornus populasi keseluruhan yaitu kurang lebih 900 siswa meliputi, siswa kelas I kurang lebih 300, kelas II 300, dan kelas III 300 siswa.
2)  Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa yang dimaksud penentuan sample yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila bermaksud mengeneralisasikan hasil penelitian.[19] Adapun pengambilan sample, Suharsimi Arikunto menyampaikan “lebih baik diambil semuanya apabila subjek kurang dari 100, sehingga peneliti merupakan penelitian populasi. Tetapi jikalau subjeknya lebih dari 100, maka sanggup mengambil sebagian saja samplenya yaitu 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih”. Karena siswa  MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus lebih dari 100 maka penulis mengambil sample yaitu 10 % dari masing-masing kelas (I, II, dan III) yaitu kurang lebih 900 siswa. Kaprikornus kelas I sampelnya sebanyak 30 siswa, kelas II 30 siswa, dan kelas III 30 siswa. Karena di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok subjek dan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain tampak adanya strata atau tingkatan, maka penulis memakai tehnik Stratified random sample.
Stratified random sample yaitu sample yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok yang tidak overlapping yang disebut strata, dan kemudian menentukan sebuah sample secara acak (random) dari tiap tingkatan (stratum). [20]
Selanjutnya akan dipakai sample random dengan cara ordinal (tingkatan sama), yaitu setelah 50 orang subjek diberi nomor satu hingga empat puluh, penulis menciptakan 5 gulungan kertas dengan nomor 1, 2, 3, 4, dan 5, kemudian diambil satu misalnya, setelah dibuka tertera angka 3. Oleh lantaran sample ada 30 siswa untuk 6 kelas, maka penulis mengambil 5 siswa  tiap kelas. Sehingga penulis mengambil nomor dengan terpaut setiap 5 subjek mulai dari nomor 3, kemudian 8, 13, 18 dan 23. Nomor-nomor yang terambil itulah dijadikan penulis sebagai nomor subjek sample penelitian.
2.   Metode Analisis Data
a)   Analisis Data Inferensial
Pada analisis data ini dimaksudkan untuk mengambil kesimpulan dengan pengujian hipotesis. Dalam analisis data inferensial ini akan dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
b)   Analisis Pendahuluan
Dalam analisis pendahuluan ini, penulis mencari data-data hasil berguru siswa dalam satu semester (nilai rapor). Nilai-nilai yang dicari berasal dari guru mata pelajaran yang terkait dengan pelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris.
c)   Analisis Uji Hipotesis
Pada analisis uji hipotesis ini penulis akan membagi variabel yang ada menjadi dua kelompok sample dari satu populasi yaitu pengajaran bahasa (Arab dan Inggris) dan hasil belajar  bidang studi yang terkait di MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus.
Tehnik yang dipakai dalam penelitian ini yaitu memakai tehnik Korelasi Ganda Variabel, lantaran selain objek yang dipakai sedikit, didalamnya merupakan suatu uji coba ada atau tidak adanya hubungan yang  signifikan antara dua variabelnya atau lebih.[21]
Sistematika
            Pada serpihan ini, oleh penulis akan dibagi menjadi tiga serpihan secara garis besarnya, yaitu :
1.      Bagian muka
Pada serpihan muka memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman legalisasi judul, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran
2.      Bagian isi dan batang badan
Bagian isi dan batang badan mencakup serpihan satu yang berisi perihal pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan penelitian, hipotesis dan metodologi penelitian yang meliputi; metode pendekatan, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Bab dua, yang berisi perihal Landasan Teoritis Pengajaran Bahasa (Arab dan Inggris) yang terdiri atas dua sub bab; yang pertama Pengajaran bahasa arab dan bahasa Inggris yang meliputi; Pengertian pengajaran, Komponen-komponen pengajaran, Komunikasi dan Proses Belajar Mengajar (PBM) dan Pengajaran Komunikatif, meliputi; Hakekat komunikatif, Prinsip berguru bahasa (Arab dan Inggris) komunikatif, Strategi berguru bahasa (Arab dan Inggris). Sub serpihan yang kedua, Hasil berguru siswa yang meliputi; Pengertian hasil belajar, Ciri-ciri hasil belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, Fungsi evaluasi hasil berguru yang baik dan Sasaran serta Jenis evaluasi hasil belajar.
Bab tiga, yang berisi perihal tinjauan umum MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus yang terdiri dua sub bab, yang pertama; Gambaran umum MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus yang meliputi; Latar Belakang Berdirinya MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus, Landasan dan Target Pengembangan MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus, Tujuan MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus, Program Pengajaran pada MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus, Sarana dan Fasilitas Pendidikan, Pelaksanaan Kurikulum Madrasah Aliyah, dan Struktur Organisasi. Sub serpihan yang kedua berisi perihal Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas yang meliputi; Pengertian Proses Belajar Mengajar (PBM), Sikap dan Kepribadian Guru, Kegiatan Pembelajaran untuk Mengembangkan Ketrampilan Berbahasa dengan Pemahaman, dan Program Penilaian (tehnik evaluasi dan tehnik analisis akhir).
Bab empat berisi perihal analisis data siswa kelas I MA NU NURUL ULUM Jekulo Kudus terdiri atas tiga fase yaitu; Analisis Pendahuluan, Analisis Uji Hipotesis dan Analisis Lanjut.
Kemudian serpihan lima yang berisi perihal Penutup yang terdiri dari Kesimpulan penulis, Saran serta Penutup.
3.      Bagian Akhir
Pada serpihan selesai mencakup Daftar pustaka, Lampiran-lampiran dan Daftar riwayat hidup penulis.






DAFTAR PUSTAKA


Abu Ahmadi,  Pendidikan dari Masa ke Masa, CV Armico, Cet. I. Bandung, 1987.
Al- Qur’an surat Ath-Thoriq ayat 5 – 8, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama, 1984.
Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, Harian Kompas, Jakarta, 2000.
Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.      
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997.
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyluhan Belajar di Sekolah, Usaha Nasional, Surabaya, 1987.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999.
J. Supranto, Metode Riset Aplikasi dalam Pemasaran, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1978.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989.
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Alumni, Bandung, 1983.
Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1991.
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995.
Nana Sudjana, Pengantar Statistik Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung, 2002.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, Cet. III.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1992.
Sutrisno Hadi,  Metode Research, Yasbit, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987.
Umar Tirtarahardja dan Lasula, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2000.




[1] Al-Qur’an surat Ath-Thariq ayat 5–8, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Mahkota Surabaya, Departemen Agama, 1984, hal. 1048.
[2] Umar Tirtarahardja dan Lasula, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal 19.
[3] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hal. 7.
[4] Abu Ahmadi,  Pendidikan dari Masa ke Masa, CV Armico, Cet. I. Bandung, 1987, hal. 108-110.
[5] Umar Tirtarahardja dan Lasula, Op. Cit., hal. 173.
[6] Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar, Harian Kompas, Jakarta, 2000, hal. 44.
[7] Abu Ahmadi, Op. Cit., hal. 131.
[8]  Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hal. 215.
[9] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997, hal. 15.
[10] Ibid., hal. 343.
[11] Ibid., hal. 130.
[12] Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989, hal. 43
[13] Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hal. 5.
[14]  Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Op. Ciit., hal. 42.
[15] Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1991, hal. 146.
[16] J. Supranto, Metode Riset Aplikasi dalam Pemasaran, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1978, hal. 45.
[17] Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Alumni, Bandung, 1983, hal. 159.
[18] Sutrisno Hadi,  Metode Research, Yasbit, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hal 70
[19] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hal 104.
[20] Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995, hal. 346.
[21] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, Cet. III, hal 425.
Advertisement

Iklan Sidebar

Adsense 728x90